Apa Yang Terjadi Saat Manusia Tidur?
Tidur sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi kita semua, namun apakah kita sudah tahu apa yang terjadi pada tubuh kita saat sedang tertidur? Saat kita sedang tidur ada berbagai perubahan pada tubuh kita mulai dari suhu tubuh, hormon, otak dan organ tubuh lainnya . Perubahan-perubahan tersebut penting bagi kita sebagai manusia karena kondisi tersebut memberikan kesempatan untuk tubuh kita melakukan recovery sehingga dapat memberikan performa yang lebih baik keesokan harinya dan biasanya ditandai dengan merasa segar serta bersemangat ketika baru bangun tidur.
Kali ini, ARTER akan menjelaskan mengenai apa yang terjadi saat manusia tidur dengan memahami tentang apa yang terjadi pada tubuh kita di setiap fase tidur. Secara umum terdapat 2 kategori, yaitu NREM (Non-Rapid Eye Movement) dan REM (Rapid Eye Movement). Apa yang terjadi pada tubuh ketika pada fase NREM sangat berbeda dengan yang terjadi pada fase REM. Dilansir dari sleepfoundation.org, diketahui bahwa terdapat 3 fase tidur yang tergolong sebagai NREM dan 1 fase tidur terakhir tergolong sebagai REM. Berikut merupakan penjelasan dari setiap fase tersebut:
1. Fase 1 NREM
Fase 1 NREM merupakan fase yang terjadi paling singkat. Fase ini meliputi tentang kita yang mulai tertidur atau transisi menuju tidur. Berdasarkan informasi yang dilansir dari halodoc.com, diketahui bahwa pada fase ini tubuh berada pada fase setengah sadar sehingga kita akan mudah terbangun ataupun dibangunkan apabila ada gangguan dari lingkungan. Selain itu pada fase 1 NREM ini, otak merilis gelombang beta yang berdampak pada mulai melambatnya kinerja otak. Aktivitas otot, pergerakan mata dan organ lainnya juga akan melambat.
2. Fase 2 NREM
Fase 2 NREM tidak jauh berbeda dengan fase 1 NREM. Pada fase ini kita masih setengah sadar, sehingga kita masih bisa mendengar suara-suara di sekitar akan tetapi tidak terlalu paham dengan apa yang sebenarnya terjadi. Pernapasan dan denyut jantung semakin teratur dan diikuti dengan penurunan suhu tubuh. Selain itu, gerakan mata berhenti dan gelombang otak merambat. Pada fase inilah tubuh bersiap untuk tidur nyenyak dengan hadirnya spindle yang bekerjasama dengan K-complex untuk menekan respon rangsangan dari luar.
3. Fase 3 NREM
Fase 3 NREM disebut juga sebagai tidur nyenyak. Pada fase ini, tubuh berada pada mode recovery jaringan, otak merilis gelombang delta, serta tidak ada lagi indikasi gerakan otot dan mata. Ketika kita sudah masuk pada fase ini, maka kita tidak lagi mudah untuk terbangun ataupun dibangunkan. Saat terbangun atau dibangunkan, kita akan membutuhkan waktu beberapa lama untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar.
4. Fase REM
Pada fase ini, aktivitas otak kembali pada level yang serupa dengan ketika kita terbangun. Hal inilah yang memicu munculnya mimpi. Kemunculan mimpi berdampak pada meningkatnya kecepatan nafas, detak jantung, pergerakan mata dan tekanan darah. Akan tetapi, otot justru mengalami kelumpuhan sementara. Di sisi lain sleepfoundation.org menjelaskan lebih lanjut bahwa mimpi juga dapat terjadi pada fase NREM, namun dengan pola yang berbeda. Mimpi yang terjadi pada fase REM memiliki pola yang lebih khayal, imersif atau aneh.
Selain perubahan-perubahan yang telah disebutkan pada setiap fasenya, masih ada perubahan lain yang tidak dapat dijelaskan langsung dalam fase tidur dikarenakan perubahannya yang bersifat fluktuatif. Salah satunya yaitu hormon. Hormon-hormon yang dimaksud di antaranya adalah sebagai berikut:
- Melatonin yang membantu mempercepat proses kita untuk tidur.
- Hormon pertumbuhan yang mendukung perkembangan tulang dan otot, serta metabolisme.
- Kortisol yang merupakan bagian dari sistem respon stres tubuh.
- Leptin dan ghrelin yang membantu mengontrol nafsu makan.
Level hormon akan berbeda-beda pada setiap fase dan dipengaruhi oleh kualitas tidur. Oleh karena itu, kualitas tidur menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan. Bukan hanya mengenai lama tidur atau berapa kali tidur dalam sehari, namun peningkatan kualitas tidur juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur adalah dengan menggunakan salah satu produk dari ARTER, yaitu Weighted Blanket yang memiliki berat 8-12% dari berat tubuh kita dan memberikan sensasi seperti sedang dipeluk. Hal inilah yang membantu kita untuk menurunkan hormon kortisol dan membuat tidur lebih nyenyak.